Sunday, April 25, 2010

5 Pertanyaan Pria Tentang Seks

 
Kebanyakan pria berharap memiliki kemampuan untuk memuaskan pasangan di ranjang. Karena itu kaum Adam kerapkali bertanya-tanya, apakah pasangannya benar-benar menikmati 'aksi' nakalnya. Simak 5 pertanyaan yang kerap menghantui pikiran pria seputar kehidupan seksualnya, seperti yang dikutip dari Halaman shineyahoo.com.

1. Apakah ukuran penting?


Kebanyakan wanita mengatakan ukuran ideal akan lebih baik. Yaitu, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Namun, topik ini kerap menghantui pikiran pria, yang akhirnya justru bisa berefek negatif pada kehidupan seksualnya.

2. Apakah waktu pendek bisa menjadi masalah?


Seperti halnya ukuran, lamanya waktu hubungan seksual mesti ideal. Bagi pria, lebih lama lebih baik. Tapi, perlu pria tahu, bagi wanita waktu tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah cara pria memperlakukan wanita saat bercinta hingga mencapai kepuasan, tanpa tergantung waktu.

3. Apakah foreplay penting?


Banyak pria berasumsi, kebanyakan wanita menyukai foreplay. Namun, tak semua gaya foreplay disukai wanita. Sebaiknya, pria mencari tahu, 'menu pembuka' seperti apa yang disukai pasangannya, dengan begitu kedunya mendapatkan kenikmatan yang diinginkan.

4. Apakah wanita merasa puas tanpa klimaks?


Para pria berharap wanita selalu terpuaskan ketika pria telah mencapai kepuasan. Nah, untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas sebaiknya pria tidak menebak-nebak apa yang dirasakan pasangannya saat bercinta. Ajak pasangan untuk sesekali berdiskusi soal kehidupan seksual Anda.

5. Apakah oral seks lebih baik dari bercinta?


Banyak wanita enggan melakukan oral seks. Jika pria ingin mengetahui apa perasaan wanita tentang hal ini, lagi-lagi tak ada salahnya menanyakan pada pasangan. Siapa tahu, jawabannya justru mengejutkan Anda!
 

Monday, April 19, 2010

REGIONAL INFRASTRUCTURE FOR SOCIAL ECONOMIC AND ENVIRONMENTAL ASPECTS

EIA or Environmental Impact Assessment, is an activity which is need a notice from the owner of the project, to prevent and mitigate the negative impacts through out of the surrounding environment in all process of a development programme, i.e. design, implementation and operation and maintenance of the poject. In the activity of the EIA it may include of an environmental pre-study before intervention precence, positive and negative impact assessment which will performe, monitoring and management of those impacts, so then there are no exceeding environment impact interferrence. In general all those items describe in some documents i.e. ANDAL, RKL,RPL or UPL and UKL.
Preparing this Guideline is reffering to the “PerMen.LH” and some Minister Decrees which are valid either in the Environment Ministry and Public Works Department, among others written as follows :

1) PERMEN.LHNo.11 Tahun 2006, Tentang Jenis Rencana usaha dan/Atau kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai dampak Lingkungan.
2) KepMen.Kimprswil.No.17/KPTS/M/2003, Tentang Proyek-proyek yang berskala kecil yang tidak memerlukan AMDAL, hanya memerluka SOP.
3) KepMen.PU No.243/KPTS/1993, Tentang Pedoman untuk Penapisan AMDAL di lingkungan ke-PU-an.
4) PerMen. PU No.46/PRT/1990 tentang Pedoman Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
5) KepMen.PU No.557/KPTS/1989, Tentang Pedoman Penyaringan AMDAL proyek-proyek Pekerjaan Umum.
6) KepMen.LH No.49/MENKLH/1987, tentang Pedoman Penentuan Dampak Penting.
7) Undang-undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Besides all those basic regulation above, preparing this technical guideline of environmental aspect is relevant with other guideline and/or technical guide that available and are use in the planning and design for the activities of RISE, such as a general guideline, Implementation guideline, technical manual, training modul,etc. for the RISE work implementation.